Gadis Pemotret_Teks Inspirasi Karya Jenny Caroline Kelas 9A SMP Negeri 3 Singkawang

Gadis Pemotret_Teks Inspirasi Karya Jenny Caroline Kelas 9A SMP Negeri 3 Singkawang

Di sebuah kota bernama kota Vaela, terdapat salah satu gadis yang bersekolah di sekolah terfavorit di kota itu. Gadis tersebut duduk di bangku kelas 9 SMP dengan hobi memotretnya. Ia memiliki banyak teman dan orang-orang yang dia kenali.
      Gadis ini memiliki begitu banyak teman dengan berbagai kemampuan atau bakat yang berbeda-beda, dan menurutnya mereka terlihat menarik dengan segala kemampuan tersebut. Sedangkan dia tidak.
      Setiap jam istirahat sekolah, dia dan teman-temannya selalu berkumpul di depan kelas untuk saling bertukar cerita. Gadis tersebut adalah yang selalu merasa sangat bersemangat untuk mendengar cerita temannya.
     Namun, setiap dia yang ingin bercerita, dia merasa ragu. Dia merasa bahwa apa yang akan dia ceritakan tidak akan terdengar menarik untuk teman-temannya. Dia selalu mengurungkan niatnya dan mengatupkan mulutnya setiap dia ingin bercerita, dan membiarkan teman lainnya bercerita sampai jam istirahat habis.
     Setiap selesai bercerita, gadis ini selalu memikirkan semua cerita temannya bahkan hingga tiba-tiba dia di rumah. Dia selalu memiliki pikiran "Apa aku bisa jadi seperti mereka?" "Aku ingin memiliki kemampuan yang hebat agar orang-orang melihatku juga keren!" "Aku ingin jadi seperti Asta, dia seorang Karate, keren sekali!" Dia merasa dirinya tidak sekerentemannya. Dia hanya bisa memotret, memotret, dan memotret saja tanpa ada hasil yang bisa ia banggakan.
     Sore sewaktu-waktu dia pulang sekolah, gadis ini memiliki niat ingin berjalan-jalan di komplek rumahnya untuk mengambil beberapa foto, atau mungkin untuk menenangkan pikirannya. Dia sambil memutari kompleknya sembari menatap matanya pada setiap titik pemandangan yang dianggapnya menarik, dia mengatur posisi kameranya pada objek yang ia tuju dan "cekrek!" sembari dia mengabdikan setiap pemandangan tersebut.
     Dipikirnya hari sudah mulai gelap, dan beberapa foto yang diambilnya hari ini sudah cukup. Gadis ini segera pulang ke rumahnya, sesampainya ia langsung berbenah.
Lepas berbenah, gadis itu membaringkan dirinya dikasur dengan memegang kamera yang dia punya, dia ingin melihat hasil foto yang diambilnya hari ini. Satu persatu gambar dilihatnya di dalam kamera tersebut. Ia tersenyum, merasa puas dengan apa yang dia potret.
     Segera ia memindahkan semua gambar yang ada di kamera ke handphonenya. Perasaan yang paling dia suka, ketika dia akan memposting hasil foto yang dia ambil.
Setelah memposting fotonya, gadis tersebut tersenyum sumrigah. Di setiap foto yang dia posting, dia selalu menerima komentar yang baik, orang menyukai foto yang dia ambil. Dia membaca komentar yang diberi orang-orang senang. Namun arah matanya terpaku pada komentar yang menanyakan jasa potret pada dirinya, perasaan senang yang berada di level lain. Ternyata, pandangan kurang pada diri sendiri itu tidaklah benar, ternyata ada orang yang membutuhkan kemampuannya.
       Saat itulah dia tersadar. Dia tidak harus menjadi seperti temannya, dia tidak perlu memiliki kemampuan seperti temannya. Kemampuan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda.
      Masih banyak orang di luar sana yang menyembunyikan atau menutupi kemampuannya. Entah itu karena merasa tidak cukup ataupun tidak percaya diri. Padahal, kemampuan dan bakat yang ada dalam diri masing-masing, perlu dikembangkan. Entah itu untuk esok hari, atau mungkin menjadi bekal kehidupan untuk kedepan.

Teks Inspirasi 
Jenny Caroline Kelas 9A SMP Negeri 3 Singkawang