KAYLA SALSABILA kelas 8A SMP Negeri 3 Singkawang Mengulas Seni Pentas Berjudul Korupsi

KAYLA SALSABILA kelas 8A SMP Negeri 3 Singkawang Mengulas Seni Pentas Berjudul Korupsi

Judul : Korupsi
Sutradara : Ogan Adiputra
Karya : Riantiarno
Pemain : Dana Hassan, Budi Ros, Zulfi Ramdomi, Rita Matu Mona

     "Korupsi" karya Riantiarno yang disutradarai oleh Ohan Adiputra, dibawakan oleh TeaterKomaPentasdiSanggar mementaskan lakon lakon pendek, sebagai perayaan bagi 44 tahun usia Teater Koma/Festival 44.

     Drama Teater ini secara keseluruhan menceritakan tentang korupsi korupsi yang dilakukan oleh para pejabat di Indonesia, bahkan raja sendiri pun melakukan tindak korupsi dan tidak bertanggung jawab. Apabila ketahuan bahwa ada pejabat yang korupsi, belum tentu raja akan mengganti pejabat tersebut dengan pejabat yang lebih baik. Di awal cerita, terdapat seorang pria yang sedang bersedih dan menangis, dikarenakan semua urusan kerajaan dikorupsi oleh pejabat. Semuanya dihancurkan oleh korupsi. Seakan korupsi telah menjadi watak bagi para pejabat. Hal ini tentu menimbulkan banyak tanda tanya, seperti "apakah ini ujian bagi umat manusia?" Atau "bagaimana caranya hal yang terus ada bisa dibuang?". Semuanya membuat masyarakat sangat kebingungan. Mereka memiliki harapan yang kosong, namun katanya, penting untuk memiliki harapan. "Setidaknya dengan adanya harapan, dunia masih bisa diperbaiki." Tak hanya korupsi, banyak pula keresahan - keresahan lainnya. Berbagai kritik terhadap pemerintah dilontarkan. Mulai dari masyarakat yang membungkam untuk berbicara, radikalisme agama, juga isu isu sara yang bikin kebablasan, dan terutama dibalut dengan komedi. 

     Pembawaan setiap karakter sangat kuat dan dapat dirasakan oleh penonton. Cerita yang dibawakan dalam drama teater tersebutpun bagus dan dapat dicerna dengan mudah. Naskah disusun dengan rapi dan minimalis, serta terdapat banyak celetukan untuk para pejabat korupsi.

     Menurut saya, drama teater "korupsi" tidaklah membosankan. Walaupun kesannya agak aneh karena ini drama teater pertama yang saya tonton, namun saya dapat menikmati pertunjukan tersebut. Kritik yang dibalut dengan komedi, juga diselingi dengan lagu yang dinyanyikan dengan ceria menggunakan alat musik tradisional khas adat Jawa merupakan hal yang menarik untuk saya. Walaupun drama teater belum masuk ke golongan anak muda, menurut saya tetap bagus apabila drama teater seperti ini tetap ditayangkan dan diproduksi. 

     Pesan yang dapat diambil dari drama tersebut cukup banyak. Aksen yang digunakan seperti alat musik tradisional sangat menonjolkan dan menenangkan budaya Indonesia. Hendaknya, drama teater berkualitas terus disebarluaskan sehingga banyak menarik minat generasi muda.